Pilih Wedding Package atau Ala Carte?

Assalamualaikum Bride-to-be,

Actually this post sudah lama bersimpan dalam draft, tapi selalu terlepas pandang my draft section untuk update the post....so here I am back to blogging pasal wedding ~ A while ago I met an old friend dari zaman university (Ya Allah, rindunya everyone from back then....otak tarus belegar segala throwback zaman teen-teen di uni!). Alhamdulilah, my kind friend is on her way untuk jadi tunangan orang now. I pray her majlis pertunangan will ever be beautiful and smooth Aamiin, aamiin ya rabbal alamin...

While cakap-cakap atu kan, melarat cerita bab kawin (biasa la perempuan....kalau becerita andang melarat-larat) and somewhat teringat la jua pasal the hassle of my own wedding preparation. I can honestly say, dalam banyak-banyak perkara yang related to my wedding that I want to fix is this: to kurangkan "kesibukan" membuat preparation kawin. 

What do you mean "Kurangkan kesibukan membuat preparation kahwin"? 
How do you kurangkan kesibukan membuat preparation kawin atu sis?


Let's recap post yang aku share about my wedding budget (Please see My Wedding Preparation Budget). Kalau biskita kan tahu, aku nda ambil wedding package.  In fact, segala pelamin.... pakaian... accessories... MUA dan lain-lain atu, aku book seperately.

why?

   why??

  Why, aku menyusahkan
 diri sendiri???


Memang ada story yang complicated dan panjang di sebalik tindakan kami yang inda mengambil wedding package ye tuan-tuan dan puan-puan yang dihormati...

Okay, I'll try my best to summerise the whole issue yang menjadikan kami sibuk menguruskan pasal kawin. Aku share here supaya biskita faham dimana kesilapan atu untuk di ambil iktibar hehe:

1) For one, we actually wanted to book a catering yang tarus offer a free pelamin. After awhile it turns out catering tersebut sudah inda lagi menawarkan "wedding catering with free pelamin" berkenaan. But we still wanted the pelamin yang kami fikir designya bisai-bisai. So the restaurant manager gave us a contact number orang yang empunya pelamin.

Masa atu orang pelamin yang kami tepakai ane belum lagi ada kedai. Durang hanya menyimpan barang-barang pelaminan di rumah. Then it turns out tempat pelamin ane nada menyewakan pakaian pengantin jua. They did actually collaborate with other vendors yang menyewakan pakaian pengantin but we were not interested dengan baju-baju pengantin atu. 

so from that point on, our "kesibukan" menguruskan perkahwinan kami jadi snowbowling.  

Nampak kan masalahnya di sana? hahaha...
Asalnya, kami atu nda mau berganjak dari kan mahu menyewa pelamin yang sudah kami terpakai atu. Padahal if we survey other wedding boutiques, I am very sure durang pun ada pelamin yang bisai-bisai AND menyewakan pakaian pengantin yang lawa-lawa tah lagi. 

2) Second issue related to my parents yang "too excited" dengan acara wedding. My parents wanted to do everything sendiri without melibatkan penyewaan barang-barang dari boutique pengantin. 

They bought my beautiful nikah gown, also selected kain for my malam berbedak, even some accessories kawin pun durang beli sendiri (I honestly thought my parents wasted their money on this). Then they also beli dulang hantaran, ribbon, bunga dan lain-lain untuk deco barang-barang hantaran. They even prepared segala perhiasan tempat membadaki, mangkuk, membali itu...membali ini....at one point macam nada lagi ada kan di sewa dari boutique pengantin. (Although kadang-kadang aku nda berapa sependapat dengan my parents especially issue melibatkan cash flow membali items kahwin, bersyukur jua lah that they really wanted the best for my wedding event!)

3) Additonally, silap ku sendiri sebab lewat booked MUA. I couldn't get MUA yang offer harga package untuk 4 acara. So last-lastnya bermain dengan price la and siapa yang availabe for sekian-sekian date...booked MUA 1 untuk acara nikah, booked MUA 2 untuk berbedak and MUA 3 untuk Sanding, MUA 4 untuk sanding & ambil-ambilan (huhu...sampai 4 orang MUA di hire 😵) 

Oh I also initially booked one talented MUA untuk acara nikah sebab price nya at that time budgettt bangettt; it was only $70.00 untuk acara nikah! Yet everyone around me convinced me not to take her to do my makeup for acara nikah sebab she's still new huhu...

I wished I didn't listened to these people sebab this MUA proved me she's actually very good and super talented. I even attended one of her makeup classes selepas kahwin, and sejujurnya class nya tah yang paling bisai tunjuk ajarnya, paling generous kongsi ilmu, paling senang kan paham untuk newbies bermakeup and paling lawa hasilnya dari A-Z aku sendiri 100% yang buat make up ke muka ku!

Anyway I ended up hiring a more expensive MUA for my acara nikah. Walaupun makeup nikah ku alhamdulilah lawa, ada rasa sedikit penyesalan di hati, like I could have save around $180 hiring the new talent than paying $250 untuk makeup 1 acara.  




So basically di atas ane adalah beberapa perkara yang aku rasa aku paid more than I should. I believed if I surveyed thoroughly lagi, maybe kami boleh cari a wedding package with good price deal and jimat masa berurusan dalam satu tempat saja, daripada kami 'ala carte' berurusan ke beberapa tempat.  

Okay la, I stopped here dulu. This post may or may not be bersambung, ikut kerajinan hamba dan jika ada masa mengizinkan untuk sambung penulisan hehehe....but I do hope apa yang ku kongsikan sedikit sebanyak memberikan maklumat, bermanfaat and memberikan abiskita buah pikiran untuk persiapan majlis perkahwinan.

Toodles ^_____^ 

Ulasan